Kamis, 05 Juni 2014

DOKTRIN MONROE DAN KETERLIBATAN AMERIKA DALAM PERANG DUNIA






Doktrin Monroe dan Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia

Sejarah Amerika
Kelas B
Oleh:



Delila Putri S.              120210302098


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan segala puja dan puji saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan hal demi halaman sehingga menjadi makalah "Doktrin Monroe dan Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia" yang merupakan salah satu dari komponen nilai mata kuliah Sejarah Amerika dalam kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara.
            Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika dan memberikan serta menyalurkan pengetahuan demi pengetahuan kepada kita semua.
            Sebelumnya saya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan teman-teman dan perpustakaan yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini.
            Kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Dan semoga Makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembanggan ilmu pengetahuan.


Jember, 30 April 2014                                                             Penulis





BAB I PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
            Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja melepaskan diri dari Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki pengiriman pernyataan bersama Inggris – Amerika kepada negara-negara anggora Aliansi Suci, tetapi Amerika bersikeras bertindak sendiri dan menyusun doktrin tersebut yang mengandung 2 hal penting, yaitu:
  1. Tidak diperbolehkan kolonisasi baru di Amerika Utara dan Selatan.
  2. Tidak akan diizinkan campur tangan negara-negara Eropa dalam persoalan-persoalan yang dihadapi negara-negara Amerika.
            Dikeluarkannya Doktrin Monroe ini, maka upaya negara-negara Eropa untuk menjajah atau melakukan campur tangan terhadap negara-negara di benua Amerika akan dipandang sebagai agresi, sehingga AS akan turun tangan. Akan tetapi, Amerika Serikat tidak akan mengganggu jajahan Eropa yang sudah ada. Doktrin ini diterapkan setelah sebagian besar jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah merebut kemerdekaannya.
            Doktrin Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah pimpinan Amerika.
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat PDII) adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100 juta personel. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.
Perang Dunia II juga merupakan perang dunia di darat, laut, dan udara. Perang ini pecah karena Partai Sosialis Nasional Jerman (Nazi) yang dipimpin Adolf Hitler makin berkuasa. Nazi ingin melupakan kekalahan Jerman pada Perang Dunia 1. Atas bantuan Italia, dalam setahun Jerman telah menduduki sebagian besar Eropa. Hanya Inggris yang melawan mereka. Tahun 1941 Hitler menyerbu Uni Soviet. Tapi rakyat Soviet melawan dengan gigih dan jutaan orang tewas. Di Pasifik, Jepang serta Jerman dan Italia bergabung dalam Poros. Amerika Serikat (AS) terlibat dalam perang karena Jepang membom pangkalan udara lautnya di Pearl Harbour, Hawaii. Maka AS, Uni Soviet, dan Inggris membentuk sekutu.
1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Doktrin Monroe dalam Imperialisme Amerika ?
2.      Bagaimana prinsip dan tujuan dari Doktrin Monroe ?
3.      Bagaimana peranan Doktrin Monroe dalam politik luar negeri ?
4.       Bagaimana Bagaimana keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia ?
1.3  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui Doktrin Monroe dalam Imperialisme Amerika.
2.      Untuk mengetahui peranan Doktrin Monroe dalam politik luar negeri.
3.      Untuk mengetahui prinsip dan tujuan dari Doktrin Monroe.
4.      Untuk mengetahui keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia.









BAB II PEMBAHASAN

2.1 Doktrin Monroe dalam imperialisme Amerika
            Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja melepaskan diri dari Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki pengiriman pernyataan bersama Inggris – Amerika kepada negara-negara anggora Aliansi Suci, tetapi Amerika bersikeras bertindak sendiri dan menyusun doktrin tersebut yang mengandung 2 hal penting, yaitu:
  1. Tidak diperbolehkan kolonisasi baru di Amerika Utara dan Selatan.
  2. Tidak akan diizinkan campur tangan negara-negara Eropa dalam persoalan-persoalan yang dihadapi negara-negara Amerika.
            Dikeluarkannya Doktrin Monroe ini, maka upaya negara-negara Eropa untuk menjajah atau melakukan campur tangan terhadap negara-negara di benua Amerika akan dipandang sebagai agresi, sehingga AS akan turun tangan. Akan tetapi, Amerika Serikat tidak akan mengganggu jajahan Eropa yang sudah ada. Doktrin ini diterapkan setelah sebagian besar jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah merebut kemerdekaannya.
            Doktrin Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah pimpinan Amerika.
            Doktrin Monroe merupakan kebijakan luar negeri yang terkenal pada masa pemerintahan Presiden James Monroe. Doktrin ini lahir muncul pada tanggal 2 Desember 1823. Pada saat itu Presiden Monroe melarang segala tindakan campur tangan negara-negara Eropa terhadap Amerika Serikat. Doktrin ini juga menegaskan bahwa Amerika Serikat akan bersikap netral terhadap segala konflik-konflik yang mungkin akan muncul di Eropa pada masa yang akan datang. Doktrin ini tidak secara langsung menjadi doktrin nasional. Namun baru pada tahun 1840 doktrin ini mulai diperhitungkan setelah terjadi beberapa peristiwa seperti upaya Inggris dan Prancis untuk melibatkan diri dalam aneksasi Texas, serta perselisihan Inggris di Oregon dan keterlibatannya di California.
            Dalam sejarahnya doktrin ini dikeluarkan untuk menanggapi intervensi dari negara-negara Eropa ke wilayah Amerika Serikat seperti Rusia yang mencoba menebarkan pengaruhnya di Alaska, Amerika Tengah, dan Selatan serta adanya kebangkitan kolonialisme dari Spanyol. Juga termasuk Inggris yang mulai menebarkan pengaruhnya di wilayah Amerika. Dikeluarkannya deklarasi atau doktrin ini sesunggunya merupakan monopoli Amerika Serikat untuk menguasai Amerika Selatan dan Tengah. Dan pada akhirnya doktrin ini juga digunakan oleh Presiden Amerika Serikat seperti John Quincy Adams dan Franklin D. Roosevelt.
            Negara-negara di Eropa menunjukkan reaksi yang tidak terlalu senang dengan isi  Doktrin Monroe, bahkan Quadruple AlHance merumuskan perencanaan untuk inteRvensi bersama ke wilayah Amerika Latin. Sedangkan Inggris,  walaupun  tidak senang tetapi juga tidak rela ketika Quadruple Alliance mendominasi Amerika Latin. Negara Amerika Latin sendiri menyambut baik doktrin Monroe. Bahkan Argentina, Brazil' Chili' Columbia dan Meksiko ingin mengadakan pedanjian kerjasama pertahanan  dengan Amerika Serikat (AS) untuk membendung intervensi Eropa. Namun  jawaban  yang diterima dari AS melalui Menlu AS John Quincy Adams adalah bahwa  AS belum  mampu memberikan perlindungan bersenjata dan hanya mengharapkan pengertian dari  Negara-negara Eropa. Jadi dalam hal ini, yang membuat Doktrin Monroe  mempunyai  efek bukanlah kekuatan AS. tetapi adanya persaingan Inggris dengan  Quadruple Alliance.




2.2 Prinsip Doktrin Monroe

            Doktrin Monroe, sebenarnya dari nama seorang Presiden Amerika Serikat. Nama lengkapnya adalah James Monroe, Presiden Amerika Serikat yang ke-5 ( 1817-1825 ).
Ia dilahirkan pada tanggal 28 April 1758. Ketika berusia 18 tahun , ia turut berjuang dalam tentara revolusi Amerika. Namun keluar dari tentara setelah 4 tahun bertugas . Sewaktu belajar hukum , ia mengikat persahabatan dengan Thomas Jeffreson , yang ketika itu menjadi Gubernur negara bagian Virgina. Ikatan persahabatan itu menjadi erat dan berkat bimbingan Thomas Jefferson-lah James Monroe memasuki lapangan politik.
            Sejak koloni-koloni Inggris berhasil mencapai kemerdekaan, Bangsa-bangsa Amerika Latin mulai memperjuangkan kemerdekaannya, Sebelum tahun 1821, Argentina dan Cili telah berhasil mencapai kemerdekaannya dan pada tahun 1822 , di bawah pimpinan Jose de San Martin dan Simon Bolivar , lain-lain Negara di Amerika Latin juga mendapatkan kebebasannya ( Gray,dkk : 80-81 ) .
            Sejumlah kekuatan inti Eropa pada saat itu membentuk suatu Persekutuan Suci untuk melindungi diri sendiri  terhadap revolusi .Caranya adalah dengan mengadakan campur tangan dalam negara-negara dimana gerakan rakyat membahayakan tahta raja-raja .Kebijakan politik ini bertentangan prinsip penentuan nasib sendiri yang di anut Amerika Serikat .
James Moenroe diangkat mejadi presiden pada tahun 1817 . hasil yang terbesar dari pemerintahannya adalah kesuksesannya dalam pelaksanaan politik luar negeri. Sejak semula, Presiden James Moenroe sangat bersimpatik terhadap gerakan kemerdekaan di negara bagian jajahan Spanyol di Benua Amerika .Ia sebenarnnya ingin mengakui sesegera mungkin kemerdekaan negara-negara baru itu, tetapi ia menundanya agar perundingan- perundingan dengan Spanyol mengenai wilayah Florida jangan sampai gagal .Sesudah perundingan-perundingan itu berakhir dan Florida menjadi daerah   Amerika Serikat, ia segera bertindak dan mengakui negara- negara baru itu  .Ia bahkan mengambil tindakan lebih lanjut lagi. Ia menyusun naskah yang terkenal sebagai Doktrin Moenroe , yang menjadi salah satu naskah terpenting bagi Amerika dalam urusan politik luar negerinya dan sumber dari banyak tindakan berdasarkan prinsip yang tercantum dalam naskah itu .
            Pada tanggal 2 Desember 1823, dihadapan Kongres, Monroe menyampaikan amanat tahunannya dimana beberapa bagiannya merupakan Doktrin Monroe : ( 1 ) berdasarkan keadaan bebas dan merdeka yang telah mereka perjuangkan dan pelihara , Benua-benua Amerika untuk selanjutnya tidak dapat dijadikan subyek guna kolonisasi di kemudian hari oleh negara Eropa manapun : ( 2) Sistim politik negara-negara persekutuan tadi secara hakiki sudah berbeda dengan sistem Amerika. Kita akan menganggap setiap usaha untuk merluaskan sistem ke bagian yang manapun dalam belahan bumi disini sebagai membahayakan perdamaian dan keamanan kita; ( 3) Kita tidak pernah ikut campur tangan dalam koloni atau wilayah kekuasaaan negara Eropa manapun yang telah ada : ( 4 ) Kita tidak pernah ikut campur, dan memang tidak sesuai dengan politik kita untuk berbuat begitu, dalam peperangan antara negara Eropa yang menyangkut urusan mereka sendiri ( Gray , dkk : 81 ) .
            Ada dua hal yang patut disimak pada empat prinsip Doktrin Monroe, yaitu : pertama, kembali kepidato perpindahan George Washington, yang menyatakan bahwa Amerika Serikat akan bersikap netral dalam konflik di Eropa; kedua : menyatakan bahwa sesudah ini, Amerika Serikat akan menganggap Amerika Utara dan Amerika Selatan  diluar batas penaklukan oleh Eropa ( Bradley , 1991 ; 20 ) di sisi lain Doktrin Monroe intinya adalah “Amerika for the Americans “ ( Hidayat mukmin 1981 : 193 ) ini berarti : ( 1  ) Politik isolasi, artinya dunia luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika jangan ikut-ikut dalam soal-soal di luar Amerika; (2) Pelopor Pan-Amerikanisme, artinya seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika dibawah pimpinan Amerika. Dalam tinjauan lain dikemukakan bahwa “Amerika for the Americans”, berarti orang Amerika jangan ikut-ikut dalam soal-soal di luar Amerika (berarti merupakan politik isolasi), Amerika for the Americans, berarti orang luar Amerika jangan ikut campur masalah intern Amerika (juga berarti menerapkan politik isolasi), Amerika for the Americans berarti supremasi atau imprealisme USA dalam Benua Amerika yang berujud dalam bentuk Pan_Amerika (Hidayat mukmin 1981 : 139).

2.3 Tujuan Doktrin Monroe

            Tujuan pokok Doktrin Monroe adalah mencegah Perancis atau Spanyol untuk meluaskan kembali kekuasaan kolonialisasinya atas kelas koloni Spanyol di Amerika Tengah dan Selatan, serta mencegah Rusia untuk memperluas wilayahnya di Amerika Utara (Bradley, 1991 : 20). Pada waktu itu, meskipun bekas koloni Spanyol telah memperoleh kemerdekaanya, namun menurut Inggris dan Amerika Serikat sifat kemerdekaan itu yang dapat memungkinkan Spanyol dan Perancis kembali menjajah bekas-bekas koloninya. Ketika Inggris mengusulkan pernyataan bersama, akan tetapi menolak untuk mengakui republik-republik di Amerika Selatan, Monroe mengambil tindakan sepihak. Ini membuktikan bahwa Monroe sama sekali menginginkan kebebasan dari Negara Eropa manapun, ia sama sekali tidak menghendaki adanya campur tangan pihak luar dalam masalah-masalah intern (Utara, Selatan), meskipun di satu pihak Monroe menginginkan dominasi Amerika Serikat terhadap negara-negara Benua Amerika.
            Pentingnya doktrin ini dari sudut sejarah telah diramalkan oleh Thomas Jefferson, ketika dimintai nasihatnya oleh Presiden Monroe pada tanggal 24 oktober 1823, ia mengatakan bahwa : “ Masalahnya … ialah yang paling penting pernah diberikan kepada saya untuk direnungkan sejak kemerdekaan. Itu yang menjadikan kita suatu bangsa. Ini menetapkan pedoman dan menunujukkan arah yang kita rintis dalam melintasi samudera waktu yang akan terbuka di hadapan kita … Garis kebijaksanaan kita yang pertama dan yang utama ialah, bahwa kita tidak akan pernah melibatkan diri dalam kancah pertikaian di Eropa, tidak  pernah membolehkan Eropa mencampuri (Sisi sebelah sisi) masalah Atlantik. Amerika, Utara dan Selatan, mempunyai seperempat kepentingan yang berbeda dengan kepentingan Eropa serta mempunyai cirinya sendiri. Oleh karena itu, Amerika harus mempunyai sistemnya sendiri, terpisah dan terlepas yang dimiliki Eropa. Selagi Eropa bekerja keras untuk menjadi domisili kelaliman (despotisme), usah kita tentu saja harus menjadikan belahan bumi kita domisili kebebasan” (Bradley, 1991 : 21).
Apa yang dipertaruhkan Amerika di tahun 1823 ?
Pertama, negara baru itu memerlukan waktu itu untuk mengembangkan lembaga-lembaganya yang membebaskan dirinya ketergantungan ekonomi dari Eropa, khususnya Inggris. Tidak ada pilihan lain kecuali politik netralistis. Kedua, pedagang Amerika ingin dapat memasuki (akses) pasar di Karibia dan Amerika Latin. Kolonialisme membatasi akses perdagangan ke negara induk. Republik-republik yang merdeka menawarkan pasar terbuka kepada pedagang yang banyak akal itu. Masalah ini sama penting untuk Inggris, sebab pada waktu itu kapal-kapal mereka menguasai lautan.
            Doktrin Monroe menangani kedua masalah  ini. Doktrin ini memperkuat tekad Amerika untuk tetap menjauhi persekutuan yang menjerat dan menjelaskan politiknya terhadap diperkenalkannya kembali kolonialisme.
Tidak mengherankan, Doktrin Monroe itu mencoba nemadukan idealisme politik dengan kepentingan kapitalis (Bradley, 1991: 21). Selagi melindungi negara-negara yang baru merdeka dari Spanyol dan Perancis, Amerika Serikat memperoleh persamaan akses ke pasar Amerika Latin, dengan demikian menjadi saingan untuk para pedagang Yankee. Akan  tetapi, yang menarik keuntungan ialah orang Inggris bukan orang Amerika. Dengan pelayaran yang besar dan kuat di laut dan modal mereka di London, Inggris mampu memonopoli perdagangan di Amerika Serikat selama sisa abad ini.
            Dengan pernyataan Monroe yang tegas, Amerika menjadi dewasa sebagai peserta dalam permainan politik kekuasaan. Dalam kurang dari setengah abad, Amerika Serikat telah memperoleh konsensi wilayah dari Inggris di perbatasan Kanada. Membeli wilayah Lousiania dari Napoleon dengan haraga murah (12 juta dollar) dan memaksa Spanyol untuk menyerahkam Florida hanya dengan harga 5 juta dollar. Doktrin Monroe memberikan kepada Amerika status sebagai Negara yang harus diperhitungkan.

2.4 Peranan Doktrin Monroe dalam pelaksaan politik luar negeri Amerika Serikat termasuk di Amerika Latin

             Doktrin ini memberikam keabsahan kepada perasaan isolanis (mengasingkan diri) orang Amerika di adad ke-19, yang sudah berpaling dari Eropa dalam usaha mencari kekayaan dan kebebasan dari lingkungan dan dominasi Eropa. Negara ini sibuk dengan pertumbuhan kota-kota, perluasan wilayah, perkembangan industri, perbudakan, trauma sebelum dan sesudah Perang Saudara. Perhatian Amerika tidak dipusatkan ke Eropa, akan tetapi pada Amerika Tengah dan Karibia serta Pasifik.
            Isolasionis ini mula-mula dipegang teguh oleh Amerika, Akan tetapi dengan adanya Perang Amerika-Spanyol (1898), pada hakekatnya Amerika telah melepaskan politik isolasi ini, karena berhasil menduduki Filipina (1898), yang berarti Amerika telah keluar dari Benua Amerika. Dengan ikutnya Amerika terang mulai melepaskan Doktrin Monroenya, tetapi tidak ikut sertanya Amerika Serikat dalam Gabungan Bangsa-bangsa, Doktrin Monroe masih lagi ingin dipertahankan. Partisipasi di pihak Sekutu dalam Perang Dunia I merupakan penyimpangan singkat dari norma, yang dipacu oleh serangan kapal selam Jerman atas kapal-kapal sipil. Tahun 1920-an dan 1930-an merupakan dasawarsa isolasionis dan terdapat perlawanan yang sangat sengit terhadap bantuan Lend-Lease Roosevelt kepada Inggris di Tahun 1940 (bantuan Piagam-sewa).
            Baru didalam Perang Dunia II dan sesudah itu Amerika secara terang-terangan meninggalkn Doktrin Monroe. Serangan Jepang yang mengejutkan atas Pearl Harbour di Kepulauan Hawai (Panangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat), telah mengubah semua itu. Isolasionisme bukan lagi merupakan kedudukan yang dapat diterima oleh mayoritas rakyat Amerika. Sekiranya Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin akan terkejut dengan apa yang dilakukan prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat mempunyai persekutuan yang tetap di Eropa dan seantero dunia bagaimana jaringan laba-laba yang nyata (Bradley, 1991 : 23). Hal ini mudah dilihat pada dominasi Amerika Serikat di berbagi lembaga Internasional seperti PBB, NATO, ANZUS dan OAS.
            Khususnya di Amerika Latin, bagaimana dengan prinsip kedua Doktrin Monroe : memperingatkan kepada negara-negara Eropa supaya membiarkan Amerika dengan urusannya sendiri?Disini doktrin ini sudah direntangkan untuk memungkinkan Amerika Serikat menganggap dirinya sebagai penjaga para Negara tetangga di bagian Selatan. Mungkin ini tidak dielakkan, oleh karena perbedaan dalam kekuatan antara Utara dan Selatan.
            Kebebasan intervensi Amerika Serikat di Amerika Latin, Apakah dilakukan oleh perusahaan pemerintah atau swasta, sudah diperdebatkan sejak Perang Meksiko tahun 1848. Apa yang sangat mendukung kegiatan itu, sementara yang lain menentang dengan penuh gairah. Peragaan di depan umum tentang perbedaan politik merupakan perilaku yang biasa dalam penghidupan di Amerika, tidak peduli dengan bagaimanapun ketidakpastian hasilnya untuk Presiden maupun Kongres, akan tetapi sudah menjadi kebiasaan, bahwa Presiden bertindak menurut keinginannya.
            Doktrin Monroe tidak menegaskan dan tidak pula menyangkal hak Amerika Serikat untuk terlibat dalam negeri Amerika Latin. Beberapa Presiden menempuh politik yang agresif, terutama James Knox Polk, Presiden Amerika Serikat yang ke-28 (1913-1921) di meksiko, William McKinley, Presiden Amerika Serikat yang ke-25 (1897-1901) di Puerto Rico dan Kuba, serta Theodore Roosevelt, Presiden Amerika Serikat yang ke-26 (1901-1909) di Panama. Diantara Presiden yang belum lama beselang, James Earl Carter, Presiden yang ke-39 (1977-1981) adalah unik dalam usahanya untk menghormati integritas Negara-negara Amerika Latin, seperti yang diajukannya pada perundingan tentang Perjanjian Terusan Panama tahun 1977 (Lihat Dinas Penerangan Amerika Serikat Jakarta dan Bradley, 1991: 23).

·         Tradisi Demokrasi di Amerika Serikat

            Karakter Bangsa Amerika mulai terbentuk sejak kedatangan para koloni Inggris pada awal abad ke-17. Parsudi Suparlan dengan mengacu pada pendapat Luther S.Luedke menyatakan bahwa karakter Bangsa Amerika itu terbentuk dalam tiga tahap, yaitu : tahap pertama, karakter Amerika ditandai dengan adanya corak yang beraneka ragam dan majemuk, yang diselimuti oleh metafor “Melting plot”, seakan-akan keanekaragaman itu tidak terjadi atau hanya sementara saja dan semangat Puritan, serta impian kaya dalam hal materi….
Tahap kedua, karakter Bangsa Amerika ditandai oleh adanya ciri-ciri yang mencolok yang menekankan pada pentingnya konsep warga negara Amerika sebagi ciri utama dari orng Amerika. Konsep warga negara ini mencakup kesetiaan pada konstitusi Amerika, hokum-hukumnya dan patriotisme Amerika. Sedangkan pada tahap ketiga, yaitu yang berlaku sekarang ini, ciri-ciri kebudayaan dan karakter Bangsa Amerika berkaitan erat dengan sebagai kelanjutan dari tahap kedua, yaitu keterikatan pada Amerika secara hakiki dalm politik dan ediologi. Keterikatan ini menyangkut tanggung jawab dalam hal mendukung dan mempertahankan konstitusi dan system hukum Amerika Serikat yang berakar pada konsep keadilan, hak-hak individu, dan pemerintahan untuk rakyat dan oleh rakyat (Luedke, 1994 : Xi-XiV)
            Karakter Bangsa Amerika ini besumber etika Serikat gabungan Bangsa-Bangsa, Doktrin Monroe masih lagi ingin dipertahankan. Partisipasi di pihak sekutu dalam Perang Dunia I merupakan penyimpangan singkat dari norma, yang dipacu oleh serangan kapal selam Jerman atas kapal-kapal sipil. Tahun 1920-an dan 1930-an merupakan dasawarsa isolanis, dan terdapat perlawanan yang sangat sengit terhadap bantuan Lend-Lease Roosevelt  kepada sejumlah nilai yang menjadi pegangan Bangsa Amerika, antara lain kemerdekaan, nasionalisme dan patriotisme, idealisme, dan perfeksionisme, moralitas dan perubahan, demokrasi dan lain-lain. Demokrasi, merupakan salah satu nilai yang dipegang oleh Bangsa Amerika sejak awal kedatangan mereka di koloni Amerika.
            Sejak awal kedatangan. Sekiranya Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin akan terkejut dengan apa yang dilakukan prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat mempunyai persekutuan yang tetap di Eropa dan seantero dunia bagaimana jaringan laba-laba yang nyata (Bradley, 1991 : 23). Hal ini mudah dilihat pada dominasi Amerika Serikat di berbagi lembaga Internasional seperti PBB, NATO, ANZUS dan OAS. Begitulah nasib yang menimpa negara adikuasa dan demikianlah taruhan politik.
            Salah satu pendekatan baru yang digunakan untuk memahami karakter nasional adalah lewat analisa nilai-nilai yang mendasari perilaku orang-orang Amerika. Albert dan William menawarkan sejumlah nilai yang menjadi pegangan Bangsa Amerika, antara lain kemerdekaan, nasionalisme dan parriotisme, idealisme, dan perfeksionisme, moralitas dan perubahan, demokrasi dan lain-lain. Demokrasi, merupakan salah satu nilai yang dipegang oleh Bangsa Amerika sejak awal kedatangan mereka di koloni Amerika.
            Sejak awal kedatangannya di Amerika Kaum Puritan sudah memimpikan adanya suatu kebebasan dalam menjalankan agamanya di daerah baru itu. Ini berarti sejak awal datangnya koloni di Amerika, kaum Puritan telah menjadi perintis kehidupan demokrasi dalam masyarakat Amerika. Nilai kehidupan demokrasi ini terus berkembang di Amerika Serikat sampai negeri itu merdeka dan terus pula berkembang sampai sekarang. Amerika Serikat sekarang ini merupakan salah satu negara yang paling demokratis di dunia. Amerika mengembangkan nilai-nilai demokrasi karena masyarakat Amerika terdiri dari berbagai macam bangsa dan beraneka ragam kebudayaan. Pluralisme etnis dan kebudayaan itu menurut pandangan Amerika hanya bias dikendalikan melalui consensus atau kesepakatan bersama. Kesepakatan itu tidak lain adalah bagian dari  budaya Amerika.
            Kehidupan demokratis di Amerika tercermin antara lain dalam pemilihan yang sifatnya umum di tingkat nasional, baik yang diselenggarakan untuk memilih Presiden maupun anggota Senat. Tentunya juga dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Amerika.

·         Doktrin Monroe dan Tradisi Demokrasi di Amerika Serikat

            Dalam satu segi, semua Presiden Amerika Serikat sejak Eisenhower, Presiden ke-34 (1961-1963), kembali kepada perhatian Monroe semula tentang intervensi Eropa di Amerika Latin, yakni yang bersangkutan dengan Revolusi Uni Soviet saat itu dengan paham Komintern, yang diterapkan sebagai bagian dari politik luar negerinya. Setiap pemerintah mencoba menangani bahaya ancaman yang tersimpul dalam agresi komunis di belahan bumi kita. Akan tetapi dalam hal ini sekali lagi rakyat Amerika terpecah dalam tanggapannya terhadap masalah ini. Ada yang menganggap Doktrin Monroe itu secara implisit melarang Amerika Serikat maupun negara-negara lain untuk mencampuri urusan negara-negara tetangga. Yang lain lagi berpendapat bahwa kita mempunyai tanggung jawab untuk memelihara dan memperluas ciri demokrasi kita di belahan bumi ini. Yang lain beranggapan bahwa terlepas dari maksud Monroe, ancaman terhadap keamanan  kita adalah tidak berarti dan oleh karena itu kita tidak boleh intervensi.
            Berbagai pandangan yang berbeda itu, akhirnya dimenangkan oleh anggapan bahwa Amerika Serikat mempunyai tanggung jawab untuk memelihara dan memperluas ciri demokrasi tidak hanya di belahan bumi Amerika, melainkan ke luar itu. Sikap ini dibuktikan dengan pendudukannya atas Filipina (1898), keterlibatannya pada Perang Dunia I (1914-1918), Pendudukan Hawai(1894), pendudukan Guam, Midway dan Wake (1894), pemilikan hak tunggal atas terusan Panama (1914) (Hidayat mukmin 1981 : 149-150). Sejak akhir abad ke19 Amerika Serikat mulai meninggalkan Doktrin Monroe yang mana sikapnya memuncak awal abd ke-20 dengan keterlibatan Amerika dalam berbagai politik Internasional, khususnya dalam masa perang dingin.
            Tradisi demokrasi di Amerika Serikat yang sudah ada sejak awal mulai terbentuknya Bangsa Amerika, Jelas terasa sulit untuk di lepaskan dari kehidupan Bangsa tersebut, termasuk pula dalam pelaksanaan politik luar negerinya.
            Sampai saat ini Bangsa Amerika yang merupakan salah satu Bangsa terkuat di dunia selalu terlalu terlibat dalam berbagi kasus di berbagai belahan dunia manapun, terutama kasus-kasus yang berupa pelanggaran hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi.
Kaitan antara Doktrin Monroe dengan tradisi demokrasi di Amerika Serikat dapat disimpulkan, antara lain: Pertama, bangsa Amerika selama satu setengah abad (tahun 1817- Perang Dunia II), memegang teguh Doktrin Monroe, karena pada masa tersebut Amerika sedang membangun Bangsanya dan ingin melepaskan diri dari pengaruh Negara-Negara Eropa. Kedua, Bangsa Amerika melepaskan dirinya dari Doktrin Monroe, karena doktrin tersebut pada hakekatnya tidak sesuai dengan tradisi demokrasi Amerika. Artinya doktrin tersebut menghalangi Bangsa Amerika untuk menyebarkan paham demokrasinya keberbagai penjuru dunia dan hanya terbatas di Benua Amerika saja.
            Bagaimanapun juga Amerika Serikat sekarang ini adalah merupakan salah satu negara yang paling demokratis di dunia. Amerika Serikat telah menjadi pelopor dan teladan dari berbagai bangsa di dunia tentang bagaimana cara mengatur negara dan bangsanya prinsip-prinsip yang demokratis.
            Amerika Serikat yang sekarang ini merupakan satu-satunya negara adi kuasa di duniaa, setelah hancurnya Uni Soviet, memiliki tanggung jawab dalam mempelopori pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara belahan dunia saat ini.
2.5 Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia
            Saat pecah perang, Amerika Serikat mengambil kebijakan non-intervensi, yaitu menghindari konflik tetapi mencoba menciptakan perdamaian. Ketika sebuah kapal-U Jerman menenggelamkan kapal pesiar Britania RMS Lusitania tanggal 7 Mei 1915 yang juga menewaskan 128 warga negara Amerika Serikat, Presiden Woodrow Wilson menegaskan bahwa "Amerika Serikat terlalu bangga untuk berperang", tetapi menuntut berakhirnya serangan terhadap kapal penumpang. Jerman patuh. Wilson gagal mencoba memediasi penyelesaian. Akan tetapi, ia juga berkali-kali memperingatkan bahwa A.S. tidak akan menoleransi perang kapal selam tanpa batas karena melanggar hukum internasional. Mantan presiden Theodore Roosevelt menyebut aksi Jerman sebagai "pembajakan". Wilson menang tipis dalam pemilu presiden 1916 karena para pendukungnya menyatakan bahwa "ia menjauhkan kami dari perang".
            Bulan Januari 1917, Jerman melanjutkan perang kapal selam tanpa batasnya, menyadari bahwa Amerika Serikat kelak ikut dalam perang. Menteri Luar Negeri Jerman, dalam Telegram Zimmermann, mengundang Meksiko bergabung sebagai sekutu Jerman melawan Amerika Serikat. Sebagai imbalannya, Jerman akan mendanai perang Meksiko dan membantu mereka mencaplok kembali teritori Texas, New Mexico, dan Arizona. Wilson merilis telegram Zimmerman ke publik, dan warga AS memandangnya sebagai casus belli—penyebab perang. Wilson meminta elemen-elemen antiperang untuk mengakhiri semua perang dengan memenangkan yang satu ini dan menghapus militerisme dari dunia. Ia berpendapat bahwa perang begitu penting sehingga A.S. harus punya suara dalam konferensi perdamaian
·         Penyebab Amerika Serikat Terlibat Dalam Perang Dunia II

Pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang, pada tanggal 8 desember 1941 telah membawa Amerika kepada perang dunia ke II di daerah pasifik. Pengeboman ini dilakukan. kala itu angkatan laut Jepang menyerang markas AL Amerika secara tiba-tiba di Hawai. Dampak serangan ini rusak dan tenggelamnya kurang lebih 20 buah kapal tempur Amerika, 188 pesawat terbang rusak dan 2.403 korban jiwa. Dipihak Jepang hanya kehilangan 55 buah pesawat tempur dari 441 pesawat yang dipakai.
Pada 26 November 1941 angkatan yang terdiri atas enam kapal induk diperintah oleh wakil laksamana Chaichi Naguma. Jepang meninggalkan Teluk Hitokappu di Kepulauan Kuril dan meuju Pearl Habour tanpa melakukan hubungan radio langsung. Pada tanggal 7 Desember 1941, kapal terbang angkatan tersebut mengebom semua pangkalan militer Amerika Serikat di Kepulauan Hawai. Hampir semua kapal terbang Amerika Serikat dimusnahkan di atas tanah, hanya beberapa pejuang berhasil lolos dan bertempur. 12 kapal perang dan kapal lain ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan 2.403 orang Amerika kehilangan nyawanya. Kapal perang SS Arizona diledakkan dan tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan nyawa.
Tembakan Amerika pertama dilepaskan pada perang dunia II dan korban pertama serangan Pearl Habor sebenarnya terjadi saat USS Ward menyerang dan meneggelamkan kapal selam kerdil Jepang. Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut adalah : Akagi, Hiryu, Kaga, Shokaku, Shoryu, Zuikoku semuanya memiliki sejumlah 441 kapal terbang, termasuk pejuang, pengebom-torpedo, pengebom penyelam dan Fighter-bombers. Dari semuanya 29 musnah dalam pertempuran. Kapal terbang menyerang dalam dua gelombang dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan serangan ketiga untuk mundur.
Strategi yang digunakan angkatan Jepang berlayar ke arah Pearl Harbour tanpa pemberitahuan sampai saat-saat terakhir. Tujuan serangan Pearl Habour adalah melumpuhkan Angkatan Laut Amerika di Pasifik, walaupun untuk sementara. Jepang telah terlibat dalam perperangan dengan Cina selama beberapa tahun dan telah merampas Manchuria beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjuta ketentaraan lanjut bermulai padda jaanuari 1941, dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini dianggap layak.
Sebagian dari rancangan Jepang untuk serangan ini termasuk memutuskan perundingan dengan Amerika sebelum serangan tersebut. Duta dari kedutaan Jepang di Washington, termasuk wakil istimewa Kurusu Saburu telah mengadakan perbincangan lanjut dengan departemen negara mengenai reaksi Amerika terhadap pergerakan Jepang ke Indo-cina pada musim panas.  Serangan ke atas Pearl Harbor merupakan malapetaka strategis bagi Jepang. Salah satu tujuan Jepang adalah untuk memusnahkan tiga kaapal induk Amerika yang diletakan di Pasifik, tetapi tiada ketika serangan terjadi Enterprise dalam perjalanan pulang, Lexington telah berlayar keluar beberapa hari sebelumnya,dan saratoga berada di San Diego selepas pengubah-suaian di Galangan angkatan laut Puget sound.
Presiden F.D Roosevelt menandatangani Deklarasi perang terhadap Jepang pada hari berikutnya selepas serangan. Kemungkinan yang paling penting, serangan Peearl Haarbor bertindak sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain. Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan memenagkan peperangan dengan Jepang, dan kemungkinan mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak sekutu.
Pada tanggal 8 Desember 1941 Kongres Amerika serikat menyatakan perang atas Jepang. Pemerintah Amerika serikat meneruskan pengerahan tentara dan mulai beralih kepada ekonomi perang. Permasalahan tekhnis adalah kenapa Jerman Nazi menyatakan perang atas AS pada 11 Desember 1941 sejurus selepas serangan Jepang. Hitler tidak perlu melakukannya di bawah syarat blok poros, tetapi tetap melakukannya. Ini pasti menggandakan kemarahan penduduk Amerika dan membenarkan Amerika untuk memberikan bantuannya kepada Britania Raya. Meskipun berhasil menenggelamkan kapal induk Amerika, tidak membantu Jepang dalam jangka panjang. Karena serangan tersebut membuat Amerika terlibat penuh dalam perang dunia Ke II, mendorong kekalahan blok poros sedunia.saat mendengar bahwa serangan Jepang atas Pearl Harbour akhirnya telah melibatkan pihak Amerika dalam perang dunia ke II.

·         Dampak Terlibatnya Amerika Serikat Ke Dalam Perang II

1. BIDANG POLITIK
Kemenangan pihak sekutu (Inggris, Perancis, Amerika Serikat, dan Uni Soviet) dalam mengakhiri Perang Dunia II tidak terlepas dari peran Amerika Serikat dalam memberikan bantuan (perlengkapan, tentara,dan persenjataan) yang mampu mempercepat berakhirnya perang dengan kemenangan di tangan Sekutu. Perang Dunia II telah menghancurkan hegemoni negara-negara besar seperti Inggris, Perancis, Spanyol, dan Portugis yang sudah berabad-abad memegang kendali kekuasaan di berbagai belahan dunia.
Muncul masalah baru yaitu adanya pertentangan kepentingan dan persaingan perebutan hegemoni antara negara anggota sekutu dalam usaha untuk menjadi negara yang paling berpengaruh dan berkuasa di dunia hingga melahirkan dua negara adikuasa (kekuatan raksasa) yaitu Amerika Serikat (kuat secara material) dan Uni Soviet (kuat secara psikologis) yang mengambil alih hegemoni tersebut. Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berlomba menanamkan penagruhnya pada negra lain dengan berbagai cara sehinga dampaknya negara-negara di dunia terbagi menjadi 2 dimana negara-negara Eropa Timur, Jerman Timur dan beberapa negara Asia seperti Cina, Korea Utara, Kamboja, Laos dan Vietnam berada dibawah pengaruh Uni Soviet yang selanjutnya dikenal dengan Blok Timur. Sementara negara-negara Eropa Barat dan banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin berada dibawah kekuasaan Amerika Serikat yang selanjutnya dikenal dengan Blok Barat.
Kedua negara adikuasa tersebut memiliki ideologi yang berlawanan dimana Amerika Serikat dengan ideologi Liberalis-Kapitalis (paham yang mengutamakan kemerdekaan individu sebagai pangkal dari kebaikan hidup) sementara Uni Soviet dengan ideologi Sosialis-Komunis(paham yang menghendaki suatu masyarakat disusun secara kolektif agar menjadi masyarakat yang bahagia). Sistem politik dan ekonomi internasional mengalami polarisasi yaitu liberalisme versus sosialisme-komunisme .
Munculnya politik memecah belah dimana terjadi perpecahan dari berbagai negara sebagai dampak dari persaingan pengaruh dua negara adikuasa tersebut, seperti negara Jerman, Korea, dan Vietnam(Indo Cina) berdasarkan ideologi liberal dan sosialis-komunis.
Dibentuklah pakta pertahanan untuk saling mengimbangi kekuatan lawan dimana Amerika Serikat membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara sementara Uni Soviet membentuk Pakta Warsawa(1955) dengan anggota Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania. Berdirinya pakta pertahanan memunculkan rasa saling curiga dan perlombaan persenjatan antara kedua belah pihak sehingga menimbulkan Perang Dingin. Munculnya negara-negara baru dan merdeka di Asia-Afrika yang merupakan bekas jajahan bangsa barat seperti Indonesia, India, Pakistan, Srilanka, dan Filipina. (dampak positif)

2. BIDANG EKONOMI

Perekonomian dunia terbagi atas sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi terpusat pada negara, dan sistem ekonomi campuran. Dimana sistem ekonomi liberal berlaku di negara-negara kapitalis. Sistem ekonomi terpusat pada negara berlaku di negara-negara komunis. Dan sistem ekonomi campuran berlaku di negara-negara yang baru merdeka.
Sistem ekonomi kapitalis diterapkan di Eropa Barat dan Amerika Serikat mempraktekkan konsep negara sejahtera (welfare state) sehingga menyediakan dana sosial yang besar untuk mensubsidi kesehatan, pendidikan, pensiunan, dan dana sosial lainnya bagi masyarakat. Amerika Serikat memanfaatkan keadaan dimana banyak negara yang membutuhkan bantuan ekonomi untuk memperbaiki negaranya (dengan menanamkan pengaruhnya) jika tidak maka negara-negara tersebut akan masuk dalam pengaruh kekuasaan ideologi komunis Uni Soviet. Maka Amerika tampil sebagai negara kreditor bagi negara-negara di luar pengaruh Uni Soviet. Dengan bantuan tersebut selanjutnya mampu membuat kedudukan Amerika menjadi kuat sebab ia berhasil menciptakan ketergantungan negara peminjam pada Amerika. Amerika Serikat akhirnya mengeluarkan beberapa program untuk membangun       kembali            perekonomian  dunia, seperti:
a. Marshall Plan merupakan program untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat. Program ini disetujui dalam konfrensi Paris 1947 dan pemberian bantuan ini diakhiri pada tahun 1951. Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan sebagai berikut.
1) Amerika Serikat akan memberikan pinjaman jangka panjang kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun kembali perekonomiannya.
2) Sebagai imbalan negara peminjam diwajibkan :
~ Berusaha menstabilkan keuangan masing-masing negara dan melaksanakan anggaran pendapatan yang berimbang.
~ Mengurangi penghalang-penghalang yang menghambat kelancaran perdagangan antara negara-negara peminjam.
~ Mencegah terjadinya inflasi.
~ Menempatkan perekonomian negara masing-masing negara atas dasar sendi-sendi perekonomian yang sehat.
~ Memberikan bahan-bahan yang diperlukan Amerika Serikat untuk kepentingan pertahanan.
~ Meningkatkan persenjataan masing-masing negara untuk kepentingan pertahanan.
3) Bantuan akan dihentikan apabila di negara peminjam terjadi pergantian kekuasaan yang mengakibatkan negara tersebut melaksanakan paham komunis.
Dengan Marshall Plan maka tertanamlah dasar-dasar terbentuknya kerjasama yang erat antara negara-negara Eropa Barat dalam pembangunan perekonomiannya. Sejak tahun 1951 maka Amerika Serikat lebih mengutamakan konsolidasi pertahanan terhadap kemungkinan meluasnya paham komunis.

b. Doctrine Truman merupakan kebijakan untuk membantu secara khusus negara Yunani dan Turki dengan maksud membendung kedua negara tersebut dari pengaruh komunis dan Uni Soviet serta memerangi pemberontakan yang dilancarkan gerilyawan-gerilyawan komunis dalam negeri.

c. Point Four Program merupakan program bantuan dalam bentuk perlengkapan ekonomi kepada negara-negara berkembang. Serta bantuan militer yang diberikan pada negara-negara berkembang khususnya Asia.

d. Colombo Plan merupakan program kerjasama bagi pembangunan ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Program yang dicetuskan di Colombo 1951 dengan peserta pertama negara-negara persemakmuran Inggris yang selanjutnya diikuti Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Pada tahun 1957 terbentuklah kerjasama dalam bidang perdagangan antara 7 negara Eropa Barat (Perancis, Italia, Jerman Barat, Belgia, Belanda, Luksemburg, dan Denmark) dengan nama Pasar Bersama Eropa (PBE) Inggris memprakarsai berdirinya daerah perdagangan bebas Eropa yang meliputi 5 negara (Inggris, Norwegia, Swedia, Swiss, dan Austria).
Negara-negara di Eropa Timur yang tidak mendapatkan bantuan Marshall Plan karena berhaluan komunis sehingga dampaknya pembangunan ekonomi di Eropa Timur tidak secepat pembangunan ekonomi di Eropa Barat sebab seluruh aktivitas perekonomian diatur dan dikuasai oleh negara (berpusat pada pemerintah). Seluruh industri dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah, pertanian diatur menurut pola pertanian pemerintah dimana hanya sebagian kecil tanah pertanian yang boleh dimiliki secara pribadi.
Negara-negara Eropa Timur membangun perekonomian dengan pola Uni Soviet dan prinsip ekonomi komunisme, yaitu melaksanakan pembangunan perekonomian jangka pendek yang dilanjutkan dengan program jangka panjang.
Perkembangan ekonomi negara yang berada di luar Eropa juga mengalami kemerosotan sebab sistem perekonomian mereka sebelum Perang Dunia II terjadi lebih banyak tergantung pada negara-negara Eropa yang memiliki jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika. Setelah Perang Dunia II hubungan antara negara-negara Eropa dengan negara jajahan menjadi terputus.
Negara-negara jajahan melepaskan diri dan menjadi negara merdeka serta berusaha membangun perekonomiannya sendiri atau dengan bantuan negara lain sehingga tidak dapat membangun perekonomiannya dengan cepat.
Negara-negara di luar Eropa terjerat utang untuk membangun perekonomian sehingga perkembangan perekonomiannya tidak secepat negara-negara Eropa Barat.
Jerman dan Jepang tumbuh kembali sebagai negara industri, setelah memperoleh bantuan modal dari Amerika Serikat.
Di bentuklah 2 badan ekonomi dunia sebagai perwujudan perkembangan sistem ekonomi kapitalis yaitu IMF (International Monetary Fund) dan Bank Dunia (World Bank). Tugas kedua badan tersebut adalah memberi dan menyalurkan bantuan keuangan kepada negara agar dapat melakukan rekonstruksi dan pembangunan ekonomi negaranya.





3. BIDANG SOSIAL

Semakin kuatnya kedudukan golongan cerdik pandai (para ilmuwan)
Munculnya gerakan sosial untuk membantu memulihkan kesejahteraan rakyat yang porak-poranda akibat perang dengan mendirikan lembaga internasional untuk memelihara perdamaian dunia. Hal ini terwujud dengan berdirinya Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations).
Amerika Serikat membentuk badan guna menghindari jatuhnya korban lebih banyak dengan nama United Nations Relief Rehabilitation Administration (UNRRA). Tugas pokok badan ini adalah meringankan penderitaan dan memulihkan daya produksi rakyat yang tinggal di daerah bekas pendudukan Jerman. Bantuan yang diberikan berupa makanan, pakaian, bibit tanaman, hewan ternak, alat-alat perindustrian, dan rumah sakit. UNRRA (satu bagian dari PBB) dibubarkan sebab tugas untuk memberikan bantuan pembangunan kembali negara Eropa telah dilaksanakan oleh European Reconstructions Plan atau yang dikenal dengan Marshall Plan.














DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

  1. Top 5 Baccarat Games in Las Vegas - FEBCasino
    Play the most popular Baccarat games 바카라 at FEBCasino. 메리트 카지노 Our mobile site is available for both iOS and หาเงินออนไลน์ Android.

    BalasHapus