
Doktrin Monroe dan Keterlibatan
Amerika dalam Perang Dunia
Sejarah
Amerika
Kelas
B
Oleh:
Delila
Putri S. 120210302098
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
dengan segala puja dan puji saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kekuatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan hal demi
halaman sehingga menjadi makalah "Doktrin Monroe dan Keterlibatan Amerika
dalam Perang Dunia" yang merupakan salah satu dari komponen nilai
mata kuliah Sejarah Amerika dalam kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara.
Adapun maksud dan tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika
dan memberikan serta menyalurkan pengetahuan demi pengetahuan kepada kita
semua.
Sebelumnya saya ingin mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan teman-teman dan perpustakaan yang telah
membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini. Dan semoga Makalah ini bermanfaat bagi pembaca
dan perkembanggan ilmu pengetahuan.
Jember, 30 April 2014 Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Doktrin Monroe (Monroe Doctrine)
adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan
Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah
diplomatik, yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai
barat laut Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria,
Prusia) akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru
saja melepaskan diri dari Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki
pengiriman pernyataan bersama Inggris – Amerika kepada negara-negara anggora Aliansi
Suci, tetapi Amerika bersikeras bertindak sendiri dan menyusun doktrin tersebut
yang mengandung 2 hal penting, yaitu:
- Tidak diperbolehkan kolonisasi baru di Amerika Utara dan Selatan.
- Tidak akan diizinkan campur tangan negara-negara Eropa dalam persoalan-persoalan yang dihadapi negara-negara Amerika.
Dikeluarkannya
Doktrin Monroe ini, maka upaya negara-negara Eropa untuk menjajah atau
melakukan campur tangan terhadap negara-negara di benua Amerika akan dipandang
sebagai agresi, sehingga AS akan turun tangan. Akan tetapi, Amerika Serikat
tidak akan mengganggu jajahan Eropa yang sudah ada. Doktrin ini diterapkan
setelah sebagian besar jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah
merebut kemerdekaannya.
Doktrin
Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik
isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal
dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di
luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme,
yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa
Amerika di bawah pimpinan Amerika.
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat
PDII) adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939
sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar
negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua
aliansi militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros.
Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100
juta personel. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat
mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk
melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber
militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal
ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah
manusia.
Perang Dunia II juga merupakan perang dunia di darat, laut,
dan udara. Perang ini pecah karena Partai Sosialis Nasional Jerman (Nazi) yang
dipimpin Adolf Hitler makin berkuasa. Nazi ingin melupakan kekalahan Jerman
pada Perang Dunia 1. Atas bantuan Italia, dalam setahun Jerman telah menduduki
sebagian besar Eropa. Hanya Inggris yang melawan mereka. Tahun 1941 Hitler
menyerbu Uni Soviet. Tapi rakyat Soviet melawan dengan gigih dan jutaan orang
tewas. Di Pasifik, Jepang serta Jerman dan Italia bergabung dalam Poros.
Amerika Serikat (AS) terlibat dalam perang karena Jepang membom pangkalan udara
lautnya di Pearl Harbour, Hawaii. Maka AS, Uni Soviet, dan Inggris membentuk
sekutu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana Doktrin Monroe dalam
Imperialisme Amerika ?
2.
Bagaimana prinsip dan tujuan dari
Doktrin Monroe ?
3.
Bagaimana peranan Doktrin Monroe dalam
politik luar negeri ?
4.
Bagaimana
Bagaimana keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia ?
1.3 TUJUAN
1.
Untuk mengetahui Doktrin Monroe dalam
Imperialisme Amerika.
2.
Untuk mengetahui peranan Doktrin Monroe
dalam politik luar negeri.
3.
Untuk mengetahui prinsip dan tujuan dari
Doktrin Monroe.
4.
Untuk mengetahui keterlibatan Amerika
dalam Perang Dunia.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Doktrin Monroe dalam imperialisme Amerika
Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik luar
negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada
Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu pertempuran
secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika Serikat
dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba
menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja melepaskan diri
dari Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki pengiriman pernyataan
bersama Inggris – Amerika kepada negara-negara anggora Aliansi Suci, tetapi
Amerika bersikeras bertindak sendiri dan menyusun doktrin tersebut yang
mengandung 2 hal penting, yaitu:
- Tidak diperbolehkan kolonisasi baru di Amerika Utara dan Selatan.
- Tidak akan diizinkan campur tangan negara-negara Eropa dalam persoalan-persoalan yang dihadapi negara-negara Amerika.
Dikeluarkannya
Doktrin Monroe ini, maka upaya negara-negara Eropa untuk menjajah atau melakukan
campur tangan terhadap negara-negara di benua Amerika akan dipandang sebagai
agresi, sehingga AS akan turun tangan. Akan tetapi, Amerika Serikat tidak akan
mengganggu jajahan Eropa yang sudah ada. Doktrin ini diterapkan setelah
sebagian besar jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah merebut
kemerdekaannya.
Doktrin
Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik
isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal
dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di
luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme,
yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa
Amerika di bawah pimpinan Amerika.
Doktrin Monroe merupakan kebijakan
luar negeri yang terkenal pada masa pemerintahan Presiden James Monroe. Doktrin
ini lahir muncul pada tanggal 2 Desember 1823. Pada saat itu Presiden Monroe
melarang segala tindakan campur tangan negara-negara Eropa terhadap Amerika
Serikat. Doktrin ini juga menegaskan bahwa Amerika Serikat akan bersikap netral
terhadap segala konflik-konflik yang mungkin akan muncul di Eropa pada masa
yang akan datang. Doktrin ini tidak secara langsung menjadi doktrin nasional.
Namun baru pada tahun 1840 doktrin ini mulai diperhitungkan setelah terjadi
beberapa peristiwa seperti upaya Inggris dan Prancis untuk melibatkan diri
dalam aneksasi Texas, serta perselisihan Inggris di Oregon dan keterlibatannya
di California.
Dalam sejarahnya doktrin ini
dikeluarkan untuk menanggapi intervensi dari negara-negara Eropa ke wilayah
Amerika Serikat seperti Rusia yang mencoba menebarkan pengaruhnya di Alaska,
Amerika Tengah, dan Selatan serta adanya kebangkitan kolonialisme dari Spanyol.
Juga termasuk Inggris yang mulai menebarkan pengaruhnya di wilayah Amerika.
Dikeluarkannya deklarasi atau doktrin ini sesunggunya merupakan monopoli
Amerika Serikat untuk menguasai Amerika Selatan dan Tengah. Dan pada akhirnya
doktrin ini juga digunakan oleh Presiden Amerika Serikat seperti John Quincy
Adams dan Franklin D. Roosevelt.
Negara-negara
di Eropa menunjukkan reaksi yang tidak terlalu senang dengan isi Doktrin Monroe, bahkan Quadruple AlHance
merumuskan perencanaan untuk inteRvensi bersama ke wilayah Amerika Latin.
Sedangkan Inggris, walaupun tidak senang tetapi juga tidak rela ketika
Quadruple Alliance mendominasi Amerika Latin. Negara Amerika Latin sendiri
menyambut baik doktrin Monroe. Bahkan Argentina, Brazil' Chili' Columbia dan
Meksiko ingin mengadakan pedanjian kerjasama pertahanan dengan Amerika Serikat (AS) untuk membendung
intervensi Eropa. Namun jawaban yang diterima dari AS melalui Menlu AS John
Quincy Adams adalah bahwa AS belum mampu memberikan perlindungan bersenjata dan
hanya mengharapkan pengertian dari Negara-negara
Eropa. Jadi dalam hal ini, yang membuat Doktrin Monroe mempunyai efek bukanlah kekuatan AS. tetapi adanya
persaingan Inggris dengan Quadruple
Alliance.
2.2 Prinsip Doktrin Monroe
Doktrin Monroe, sebenarnya dari nama
seorang Presiden Amerika Serikat. Nama lengkapnya adalah James Monroe, Presiden
Amerika Serikat yang ke-5 ( 1817-1825 ).
Ia
dilahirkan pada tanggal 28 April 1758. Ketika berusia 18 tahun , ia turut
berjuang dalam tentara revolusi Amerika. Namun keluar dari tentara setelah 4
tahun bertugas . Sewaktu belajar hukum , ia mengikat persahabatan dengan Thomas
Jeffreson , yang ketika itu menjadi Gubernur negara bagian Virgina. Ikatan
persahabatan itu menjadi erat dan berkat bimbingan Thomas Jefferson-lah James
Monroe memasuki lapangan politik.
Sejak koloni-koloni Inggris berhasil
mencapai kemerdekaan, Bangsa-bangsa Amerika Latin mulai memperjuangkan
kemerdekaannya, Sebelum tahun 1821, Argentina dan Cili telah berhasil mencapai
kemerdekaannya dan pada tahun 1822 , di bawah pimpinan Jose de San Martin dan
Simon Bolivar , lain-lain Negara di Amerika Latin juga mendapatkan kebebasannya
( Gray,dkk : 80-81 ) .
Sejumlah kekuatan inti Eropa pada
saat itu membentuk suatu Persekutuan Suci untuk melindungi diri sendiri
terhadap revolusi .Caranya adalah dengan mengadakan campur tangan dalam
negara-negara dimana gerakan rakyat membahayakan tahta raja-raja .Kebijakan
politik ini bertentangan prinsip penentuan nasib sendiri yang di anut Amerika
Serikat .
James
Moenroe diangkat mejadi presiden pada tahun 1817 . hasil yang terbesar dari
pemerintahannya adalah kesuksesannya dalam pelaksanaan politik luar negeri.
Sejak semula, Presiden James Moenroe sangat bersimpatik terhadap gerakan
kemerdekaan di negara bagian jajahan Spanyol di Benua Amerika .Ia sebenarnnya
ingin mengakui sesegera mungkin kemerdekaan negara-negara baru itu, tetapi ia
menundanya agar perundingan- perundingan dengan Spanyol mengenai wilayah
Florida jangan sampai gagal .Sesudah perundingan-perundingan itu berakhir dan
Florida menjadi daerah Amerika Serikat, ia segera bertindak dan
mengakui negara- negara baru itu .Ia bahkan mengambil tindakan lebih
lanjut lagi. Ia menyusun naskah yang terkenal sebagai Doktrin Moenroe ,
yang menjadi salah satu naskah terpenting bagi Amerika dalam urusan politik
luar negerinya dan sumber dari banyak tindakan berdasarkan prinsip yang
tercantum dalam naskah itu .
Pada tanggal 2 Desember 1823,
dihadapan Kongres, Monroe menyampaikan amanat tahunannya dimana beberapa
bagiannya merupakan Doktrin Monroe : ( 1 ) berdasarkan keadaan bebas dan
merdeka yang telah mereka perjuangkan dan pelihara , Benua-benua Amerika untuk
selanjutnya tidak dapat dijadikan subyek guna kolonisasi di kemudian hari oleh
negara Eropa manapun : ( 2) Sistim politik negara-negara persekutuan tadi
secara hakiki sudah berbeda dengan sistem Amerika. Kita akan menganggap setiap
usaha untuk merluaskan sistem ke bagian yang manapun dalam belahan bumi disini
sebagai membahayakan perdamaian dan keamanan kita; ( 3) Kita tidak pernah ikut
campur tangan dalam koloni atau wilayah kekuasaaan negara Eropa manapun yang
telah ada : ( 4 ) Kita tidak pernah ikut campur, dan memang tidak sesuai dengan
politik kita untuk berbuat begitu, dalam peperangan antara negara Eropa yang
menyangkut urusan mereka sendiri ( Gray , dkk : 81 ) .
Ada dua hal yang patut disimak pada
empat prinsip Doktrin Monroe, yaitu : pertama, kembali kepidato
perpindahan George Washington, yang menyatakan bahwa Amerika Serikat akan
bersikap netral dalam konflik di Eropa; kedua : menyatakan bahwa sesudah
ini, Amerika Serikat akan menganggap Amerika Utara dan Amerika Selatan
diluar batas penaklukan oleh Eropa ( Bradley , 1991 ; 20 ) di sisi lain Doktrin
Monroe intinya adalah “Amerika for the Americans “ ( Hidayat mukmin 1981 : 193
) ini berarti : ( 1 ) Politik isolasi, artinya dunia luar Amerika
jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika jangan
ikut-ikut dalam soal-soal di luar Amerika; (2) Pelopor Pan-Amerikanisme,
artinya seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa
Amerika dibawah pimpinan Amerika. Dalam tinjauan lain dikemukakan bahwa “Amerika
for the Americans”, berarti orang Amerika jangan ikut-ikut dalam soal-soal
di luar Amerika (berarti merupakan politik isolasi), Amerika for the
Americans, berarti orang luar Amerika jangan ikut campur masalah intern
Amerika (juga berarti menerapkan politik isolasi), Amerika for the Americans
berarti supremasi atau imprealisme USA dalam Benua Amerika yang berujud dalam
bentuk Pan_Amerika (Hidayat mukmin 1981 : 139).
2.3 Tujuan Doktrin Monroe
Tujuan pokok Doktrin Monroe adalah
mencegah Perancis atau Spanyol untuk meluaskan kembali kekuasaan
kolonialisasinya atas kelas koloni Spanyol di Amerika Tengah dan Selatan, serta
mencegah Rusia untuk memperluas wilayahnya di Amerika Utara (Bradley, 1991 :
20). Pada waktu itu, meskipun bekas koloni Spanyol telah memperoleh
kemerdekaanya, namun menurut Inggris dan Amerika Serikat sifat kemerdekaan itu
yang dapat memungkinkan Spanyol dan Perancis kembali menjajah bekas-bekas
koloninya. Ketika Inggris mengusulkan pernyataan bersama, akan tetapi menolak
untuk mengakui republik-republik di Amerika Selatan, Monroe mengambil tindakan
sepihak. Ini membuktikan bahwa Monroe sama sekali menginginkan kebebasan dari
Negara Eropa manapun, ia sama sekali tidak menghendaki adanya campur tangan
pihak luar dalam masalah-masalah intern (Utara, Selatan), meskipun di satu
pihak Monroe menginginkan dominasi Amerika Serikat terhadap negara-negara Benua
Amerika.
Pentingnya doktrin ini dari sudut
sejarah telah diramalkan oleh Thomas Jefferson, ketika dimintai nasihatnya oleh
Presiden Monroe pada tanggal 24 oktober 1823, ia mengatakan bahwa : “
Masalahnya … ialah yang paling penting pernah diberikan kepada saya untuk
direnungkan sejak kemerdekaan. Itu yang menjadikan kita suatu bangsa. Ini
menetapkan pedoman dan menunujukkan arah yang kita rintis dalam melintasi
samudera waktu yang akan terbuka di hadapan kita … Garis kebijaksanaan kita
yang pertama dan yang utama ialah, bahwa kita tidak akan pernah melibatkan diri
dalam kancah pertikaian di Eropa, tidak pernah membolehkan Eropa
mencampuri (Sisi sebelah sisi) masalah Atlantik. Amerika, Utara dan Selatan,
mempunyai seperempat kepentingan yang berbeda dengan kepentingan Eropa serta mempunyai
cirinya sendiri. Oleh karena itu, Amerika harus mempunyai sistemnya sendiri,
terpisah dan terlepas yang dimiliki Eropa. Selagi Eropa bekerja keras untuk
menjadi domisili kelaliman (despotisme), usah kita tentu saja harus menjadikan
belahan bumi kita domisili kebebasan” (Bradley, 1991 : 21).
Apa
yang dipertaruhkan Amerika di tahun 1823 ?
Pertama, negara baru itu memerlukan waktu
itu untuk mengembangkan lembaga-lembaganya yang membebaskan dirinya
ketergantungan ekonomi dari Eropa, khususnya Inggris. Tidak ada pilihan lain
kecuali politik netralistis. Kedua, pedagang Amerika ingin dapat
memasuki (akses) pasar di Karibia dan Amerika Latin. Kolonialisme membatasi
akses perdagangan ke negara induk. Republik-republik yang merdeka menawarkan
pasar terbuka kepada pedagang yang banyak akal itu. Masalah ini sama penting
untuk Inggris, sebab pada waktu itu kapal-kapal mereka menguasai lautan.
Doktrin Monroe menangani kedua
masalah ini. Doktrin ini memperkuat tekad Amerika untuk tetap menjauhi
persekutuan yang menjerat dan menjelaskan politiknya terhadap diperkenalkannya
kembali kolonialisme.
Tidak
mengherankan, Doktrin Monroe itu mencoba nemadukan idealisme politik dengan
kepentingan kapitalis (Bradley, 1991: 21). Selagi melindungi negara-negara yang
baru merdeka dari Spanyol dan Perancis, Amerika Serikat memperoleh persamaan
akses ke pasar Amerika Latin, dengan demikian menjadi saingan untuk para
pedagang Yankee. Akan tetapi, yang menarik keuntungan ialah orang Inggris
bukan orang Amerika. Dengan pelayaran yang besar dan kuat di laut dan modal
mereka di London, Inggris mampu memonopoli perdagangan di Amerika Serikat
selama sisa abad ini.
Dengan pernyataan Monroe yang tegas,
Amerika menjadi dewasa sebagai peserta dalam permainan politik kekuasaan. Dalam
kurang dari setengah abad, Amerika Serikat telah memperoleh konsensi wilayah
dari Inggris di perbatasan Kanada. Membeli wilayah Lousiania dari Napoleon
dengan haraga murah (12 juta dollar) dan memaksa Spanyol untuk menyerahkam
Florida hanya dengan harga 5 juta dollar. Doktrin Monroe memberikan kepada
Amerika status sebagai Negara yang harus diperhitungkan.
2.4 Peranan Doktrin Monroe dalam
pelaksaan politik luar negeri Amerika Serikat termasuk di Amerika Latin
Doktrin ini memberikam keabsahan kepada perasaan isolanis
(mengasingkan diri) orang Amerika di adad ke-19, yang sudah berpaling dari
Eropa dalam usaha mencari kekayaan dan kebebasan dari lingkungan dan dominasi
Eropa. Negara ini sibuk dengan pertumbuhan kota-kota, perluasan wilayah,
perkembangan industri, perbudakan, trauma sebelum dan sesudah Perang Saudara.
Perhatian Amerika tidak dipusatkan ke Eropa, akan tetapi pada Amerika Tengah
dan Karibia serta Pasifik.
Isolasionis ini mula-mula dipegang
teguh oleh Amerika, Akan tetapi dengan adanya Perang Amerika-Spanyol (1898),
pada hakekatnya Amerika telah melepaskan politik isolasi ini, karena berhasil
menduduki Filipina (1898), yang berarti Amerika telah keluar dari Benua
Amerika. Dengan ikutnya Amerika terang mulai melepaskan Doktrin Monroenya,
tetapi tidak ikut sertanya Amerika Serikat dalam Gabungan Bangsa-bangsa,
Doktrin Monroe masih lagi ingin dipertahankan. Partisipasi di pihak Sekutu
dalam Perang Dunia I merupakan penyimpangan singkat dari norma, yang dipacu
oleh serangan kapal selam Jerman atas kapal-kapal sipil. Tahun 1920-an dan
1930-an merupakan dasawarsa isolasionis dan terdapat perlawanan yang sangat
sengit terhadap bantuan Lend-Lease Roosevelt kepada Inggris di Tahun 1940
(bantuan Piagam-sewa).
Baru didalam Perang Dunia II dan
sesudah itu Amerika secara terang-terangan meninggalkn Doktrin Monroe. Serangan
Jepang yang mengejutkan atas Pearl Harbour di Kepulauan Hawai (Panangkalan
Angkatan Laut Amerika Serikat), telah mengubah semua itu. Isolasionisme bukan
lagi merupakan kedudukan yang dapat diterima oleh mayoritas rakyat Amerika.
Sekiranya Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin akan terkejut dengan apa
yang dilakukan prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat mempunyai persekutuan
yang tetap di Eropa dan seantero dunia bagaimana jaringan laba-laba yang nyata
(Bradley, 1991 : 23). Hal ini mudah dilihat pada dominasi Amerika Serikat di
berbagi lembaga Internasional seperti PBB, NATO, ANZUS dan OAS.
Khususnya di Amerika Latin,
bagaimana dengan prinsip kedua Doktrin Monroe : memperingatkan kepada negara-negara
Eropa supaya membiarkan Amerika dengan urusannya sendiri?Disini doktrin ini
sudah direntangkan untuk memungkinkan Amerika Serikat menganggap dirinya
sebagai penjaga para Negara tetangga di bagian Selatan. Mungkin ini tidak
dielakkan, oleh karena perbedaan dalam kekuatan antara Utara dan Selatan.
Kebebasan intervensi Amerika Serikat
di Amerika Latin, Apakah dilakukan oleh perusahaan pemerintah atau swasta,
sudah diperdebatkan sejak Perang Meksiko tahun 1848. Apa yang sangat mendukung
kegiatan itu, sementara yang lain menentang dengan penuh gairah. Peragaan di
depan umum tentang perbedaan politik merupakan perilaku yang biasa dalam
penghidupan di Amerika, tidak peduli dengan bagaimanapun ketidakpastian
hasilnya untuk Presiden maupun Kongres, akan tetapi sudah menjadi kebiasaan,
bahwa Presiden bertindak menurut keinginannya.
Doktrin Monroe tidak menegaskan dan
tidak pula menyangkal hak Amerika Serikat untuk terlibat dalam negeri Amerika
Latin. Beberapa Presiden menempuh politik yang agresif, terutama James Knox
Polk, Presiden Amerika Serikat yang ke-28 (1913-1921) di meksiko, William
McKinley, Presiden Amerika Serikat yang ke-25 (1897-1901) di Puerto Rico dan
Kuba, serta Theodore Roosevelt, Presiden Amerika Serikat yang ke-26 (1901-1909)
di Panama. Diantara Presiden yang belum lama beselang, James Earl Carter,
Presiden yang ke-39 (1977-1981) adalah unik dalam usahanya untk menghormati
integritas Negara-negara Amerika Latin, seperti yang diajukannya pada
perundingan tentang Perjanjian Terusan Panama tahun 1977 (Lihat Dinas
Penerangan Amerika Serikat Jakarta dan Bradley, 1991: 23).
·
Tradisi
Demokrasi di Amerika Serikat
Karakter
Bangsa Amerika mulai terbentuk sejak kedatangan para koloni Inggris pada awal
abad ke-17. Parsudi Suparlan dengan mengacu pada pendapat Luther S.Luedke
menyatakan bahwa karakter Bangsa Amerika itu terbentuk dalam tiga tahap, yaitu
: tahap pertama, karakter Amerika ditandai dengan adanya corak yang
beraneka ragam dan majemuk, yang diselimuti oleh metafor “Melting
plot”, seakan-akan keanekaragaman itu tidak terjadi atau hanya sementara
saja dan semangat Puritan, serta impian kaya dalam hal materi….
Tahap
kedua, karakter
Bangsa Amerika ditandai oleh adanya ciri-ciri yang mencolok yang menekankan
pada pentingnya konsep warga negara Amerika sebagi ciri utama dari orng
Amerika. Konsep warga negara ini mencakup kesetiaan pada konstitusi Amerika,
hokum-hukumnya dan patriotisme Amerika. Sedangkan pada tahap ketiga,
yaitu yang berlaku sekarang ini, ciri-ciri kebudayaan dan karakter Bangsa Amerika
berkaitan erat dengan sebagai kelanjutan dari tahap kedua, yaitu keterikatan
pada Amerika secara hakiki dalm politik dan ediologi. Keterikatan ini
menyangkut tanggung jawab dalam hal mendukung dan mempertahankan konstitusi dan
system hukum Amerika Serikat yang berakar pada konsep keadilan, hak-hak
individu, dan pemerintahan untuk rakyat dan oleh rakyat (Luedke, 1994 : Xi-XiV)
Karakter Bangsa Amerika ini besumber
etika Serikat gabungan Bangsa-Bangsa, Doktrin Monroe masih lagi ingin
dipertahankan. Partisipasi di pihak sekutu dalam Perang Dunia I merupakan
penyimpangan singkat dari norma, yang dipacu oleh serangan kapal selam Jerman
atas kapal-kapal sipil. Tahun 1920-an dan 1930-an merupakan dasawarsa isolanis,
dan terdapat perlawanan yang sangat sengit terhadap bantuan Lend-Lease
Roosevelt kepada sejumlah nilai yang menjadi pegangan Bangsa Amerika,
antara lain kemerdekaan, nasionalisme dan patriotisme, idealisme, dan
perfeksionisme, moralitas dan perubahan, demokrasi dan lain-lain. Demokrasi,
merupakan salah satu nilai yang dipegang oleh Bangsa Amerika sejak awal
kedatangan mereka di koloni Amerika.
Sejak awal kedatangan. Sekiranya
Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin akan terkejut dengan apa yang
dilakukan prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat mempunyai persekutuan yang
tetap di Eropa dan seantero dunia bagaimana jaringan laba-laba yang nyata
(Bradley, 1991 : 23). Hal ini mudah dilihat pada dominasi Amerika Serikat di
berbagi lembaga Internasional seperti PBB, NATO, ANZUS dan OAS. Begitulah nasib
yang menimpa negara adikuasa dan demikianlah taruhan politik.
Salah satu pendekatan baru yang
digunakan untuk memahami karakter nasional adalah lewat analisa nilai-nilai
yang mendasari perilaku orang-orang Amerika. Albert dan William menawarkan
sejumlah nilai yang menjadi pegangan Bangsa Amerika, antara lain kemerdekaan,
nasionalisme dan parriotisme, idealisme, dan perfeksionisme, moralitas dan
perubahan, demokrasi dan lain-lain. Demokrasi, merupakan salah satu
nilai yang dipegang oleh Bangsa Amerika sejak awal kedatangan mereka di koloni
Amerika.
Sejak awal kedatangannya di Amerika
Kaum Puritan sudah memimpikan adanya suatu kebebasan dalam menjalankan agamanya
di daerah baru itu. Ini berarti sejak awal datangnya koloni di Amerika, kaum
Puritan telah menjadi perintis kehidupan demokrasi dalam masyarakat Amerika.
Nilai kehidupan demokrasi ini terus berkembang di Amerika Serikat sampai negeri
itu merdeka dan terus pula berkembang sampai sekarang. Amerika Serikat sekarang
ini merupakan salah satu negara yang paling demokratis di dunia. Amerika
mengembangkan nilai-nilai demokrasi karena masyarakat Amerika terdiri dari
berbagai macam bangsa dan beraneka ragam kebudayaan. Pluralisme etnis dan
kebudayaan itu menurut pandangan Amerika hanya bias dikendalikan melalui
consensus atau kesepakatan bersama. Kesepakatan itu tidak lain adalah bagian
dari budaya Amerika.
Kehidupan demokratis di Amerika
tercermin antara lain dalam pemilihan yang sifatnya umum di tingkat nasional,
baik yang diselenggarakan untuk memilih Presiden maupun anggota Senat. Tentunya
juga dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Amerika.
·
Doktrin
Monroe dan Tradisi Demokrasi di Amerika Serikat
Dalam satu
segi, semua Presiden Amerika Serikat sejak Eisenhower, Presiden ke-34
(1961-1963), kembali kepada perhatian Monroe semula tentang intervensi Eropa di
Amerika Latin, yakni yang bersangkutan dengan Revolusi Uni Soviet saat itu
dengan paham Komintern, yang diterapkan sebagai bagian dari politik luar
negerinya. Setiap pemerintah mencoba menangani bahaya ancaman yang tersimpul
dalam agresi komunis di belahan bumi kita. Akan tetapi dalam hal ini sekali
lagi rakyat Amerika terpecah dalam tanggapannya terhadap masalah ini. Ada yang
menganggap Doktrin Monroe itu secara implisit melarang Amerika Serikat maupun
negara-negara lain untuk mencampuri urusan negara-negara tetangga. Yang lain
lagi berpendapat bahwa kita mempunyai tanggung jawab untuk memelihara dan
memperluas ciri demokrasi kita di belahan bumi ini. Yang lain beranggapan bahwa
terlepas dari maksud Monroe, ancaman terhadap keamanan kita adalah tidak
berarti dan oleh karena itu kita tidak boleh intervensi.
Berbagai pandangan yang berbeda itu,
akhirnya dimenangkan oleh anggapan bahwa Amerika Serikat mempunyai tanggung
jawab untuk memelihara dan memperluas ciri demokrasi tidak hanya di belahan
bumi Amerika, melainkan ke luar itu. Sikap ini dibuktikan dengan pendudukannya
atas Filipina (1898), keterlibatannya pada Perang Dunia I (1914-1918),
Pendudukan Hawai(1894), pendudukan Guam, Midway dan Wake (1894), pemilikan hak
tunggal atas terusan Panama (1914) (Hidayat mukmin 1981 : 149-150). Sejak akhir
abad ke19 Amerika Serikat mulai meninggalkan Doktrin Monroe yang mana sikapnya
memuncak awal abd ke-20 dengan keterlibatan Amerika dalam berbagai politik Internasional,
khususnya dalam masa perang dingin.
Tradisi demokrasi di Amerika Serikat
yang sudah ada sejak awal mulai terbentuknya Bangsa Amerika, Jelas terasa sulit
untuk di lepaskan dari kehidupan Bangsa tersebut, termasuk pula dalam
pelaksanaan politik luar negerinya.
Sampai saat ini Bangsa Amerika yang
merupakan salah satu Bangsa terkuat di dunia selalu terlalu terlibat dalam
berbagi kasus di berbagai belahan dunia manapun, terutama kasus-kasus yang
berupa pelanggaran hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi.
Kaitan
antara Doktrin Monroe dengan tradisi demokrasi di Amerika Serikat dapat
disimpulkan, antara lain: Pertama, bangsa Amerika selama satu setengah
abad (tahun 1817- Perang Dunia II), memegang teguh Doktrin Monroe, karena pada
masa tersebut Amerika sedang membangun Bangsanya dan ingin melepaskan diri dari
pengaruh Negara-Negara Eropa. Kedua, Bangsa Amerika melepaskan dirinya
dari Doktrin Monroe, karena doktrin tersebut pada hakekatnya tidak sesuai
dengan tradisi demokrasi Amerika. Artinya doktrin tersebut menghalangi Bangsa
Amerika untuk menyebarkan paham demokrasinya keberbagai penjuru dunia dan hanya
terbatas di Benua Amerika saja.
Bagaimanapun juga Amerika Serikat
sekarang ini adalah merupakan salah satu negara yang paling demokratis di
dunia. Amerika Serikat telah menjadi pelopor dan teladan dari berbagai bangsa
di dunia tentang bagaimana cara mengatur negara dan bangsanya prinsip-prinsip
yang demokratis.
Amerika
Serikat yang sekarang ini merupakan satu-satunya negara adi kuasa di duniaa,
setelah hancurnya Uni Soviet, memiliki tanggung jawab dalam mempelopori
pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
belahan dunia saat ini.
2.5
Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia
Saat pecah perang, Amerika Serikat
mengambil kebijakan non-intervensi, yaitu menghindari konflik tetapi
mencoba menciptakan perdamaian. Ketika sebuah kapal-U Jerman menenggelamkan kapal pesiar Britania RMS Lusitania tanggal 7 Mei 1915 yang juga
menewaskan 128 warga negara Amerika Serikat, Presiden Woodrow Wilson menegaskan bahwa "Amerika Serikat terlalu bangga untuk
berperang", tetapi menuntut berakhirnya serangan terhadap kapal penumpang.
Jerman patuh. Wilson gagal mencoba memediasi penyelesaian. Akan tetapi, ia juga
berkali-kali memperingatkan bahwa A.S. tidak akan menoleransi perang kapal
selam tanpa batas karena melanggar hukum internasional. Mantan presiden Theodore Roosevelt menyebut aksi Jerman sebagai
"pembajakan". Wilson
menang tipis dalam pemilu presiden 1916 karena para pendukungnya menyatakan
bahwa "ia menjauhkan kami dari perang".
Bulan Januari 1917, Jerman
melanjutkan perang kapal selam tanpa batasnya, menyadari bahwa Amerika Serikat
kelak ikut dalam perang. Menteri Luar Negeri Jerman, dalam Telegram Zimmermann, mengundang Meksiko bergabung
sebagai sekutu Jerman melawan Amerika Serikat. Sebagai imbalannya, Jerman akan
mendanai perang Meksiko dan membantu mereka mencaplok kembali teritori Texas,
New Mexico, dan Arizona. Wilson merilis telegram Zimmerman ke publik, dan warga
AS memandangnya sebagai casus belli—penyebab perang. Wilson meminta
elemen-elemen antiperang untuk mengakhiri semua perang dengan memenangkan yang
satu ini dan menghapus militerisme dari dunia. Ia berpendapat bahwa perang
begitu penting sehingga A.S. harus punya suara dalam konferensi perdamaian
·
Penyebab Amerika Serikat Terlibat
Dalam Perang Dunia II
Pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang, pada tanggal 8
desember 1941 telah membawa Amerika kepada perang dunia ke II di daerah
pasifik. Pengeboman ini dilakukan. kala itu angkatan laut Jepang menyerang
markas AL Amerika secara tiba-tiba di Hawai. Dampak serangan ini rusak dan
tenggelamnya kurang lebih 20 buah kapal tempur Amerika, 188 pesawat terbang
rusak dan 2.403 korban jiwa. Dipihak Jepang hanya kehilangan 55 buah pesawat
tempur dari 441 pesawat yang dipakai.
Pada 26 November 1941 angkatan yang terdiri atas enam kapal
induk diperintah oleh wakil laksamana Chaichi Naguma. Jepang meninggalkan Teluk
Hitokappu di Kepulauan Kuril dan meuju Pearl Habour tanpa melakukan hubungan
radio langsung. Pada tanggal 7 Desember 1941, kapal terbang angkatan tersebut
mengebom semua pangkalan militer Amerika Serikat di Kepulauan Hawai. Hampir
semua kapal terbang Amerika Serikat dimusnahkan di atas tanah, hanya beberapa
pejuang berhasil lolos dan bertempur. 12 kapal perang dan kapal lain
ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan
2.403 orang Amerika kehilangan nyawanya. Kapal perang SS Arizona diledakkan dan
tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan nyawa.
Tembakan Amerika pertama dilepaskan pada perang dunia II dan
korban pertama serangan Pearl Habor sebenarnya terjadi saat USS Ward menyerang
dan meneggelamkan kapal selam kerdil Jepang. Kapal induk Jepang yang terlibat
dalam serangan tersebut adalah : Akagi, Hiryu, Kaga, Shokaku, Shoryu, Zuikoku
semuanya memiliki sejumlah 441 kapal terbang, termasuk pejuang,
pengebom-torpedo, pengebom penyelam dan Fighter-bombers. Dari semuanya 29
musnah dalam pertempuran. Kapal terbang menyerang dalam dua gelombang dan Nagumo
memutuskan untuk membatalkan serangan ketiga untuk mundur.
Strategi yang digunakan angkatan Jepang berlayar ke arah Pearl Harbour tanpa pemberitahuan sampai saat-saat terakhir. Tujuan serangan Pearl Habour adalah melumpuhkan Angkatan Laut Amerika di Pasifik, walaupun untuk sementara. Jepang telah terlibat dalam perperangan dengan Cina selama beberapa tahun dan telah merampas Manchuria beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjuta ketentaraan lanjut bermulai padda jaanuari 1941, dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini dianggap layak.
Strategi yang digunakan angkatan Jepang berlayar ke arah Pearl Harbour tanpa pemberitahuan sampai saat-saat terakhir. Tujuan serangan Pearl Habour adalah melumpuhkan Angkatan Laut Amerika di Pasifik, walaupun untuk sementara. Jepang telah terlibat dalam perperangan dengan Cina selama beberapa tahun dan telah merampas Manchuria beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjuta ketentaraan lanjut bermulai padda jaanuari 1941, dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini dianggap layak.
Sebagian dari rancangan Jepang untuk serangan ini termasuk
memutuskan perundingan dengan Amerika sebelum serangan tersebut. Duta dari
kedutaan Jepang di Washington, termasuk wakil istimewa Kurusu Saburu telah
mengadakan perbincangan lanjut dengan departemen negara mengenai reaksi Amerika
terhadap pergerakan Jepang ke Indo-cina pada musim panas. Serangan ke
atas Pearl Harbor merupakan malapetaka strategis bagi Jepang. Salah satu tujuan
Jepang adalah untuk memusnahkan tiga kaapal induk Amerika yang diletakan di
Pasifik, tetapi tiada ketika serangan terjadi Enterprise dalam perjalanan
pulang, Lexington telah berlayar keluar beberapa hari sebelumnya,dan saratoga
berada di San Diego selepas pengubah-suaian di Galangan angkatan laut Puget
sound.
Presiden F.D Roosevelt menandatangani Deklarasi perang terhadap Jepang pada hari berikutnya selepas serangan. Kemungkinan yang paling penting, serangan Peearl Haarbor bertindak sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain. Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan memenagkan peperangan dengan Jepang, dan kemungkinan mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak sekutu.
Presiden F.D Roosevelt menandatangani Deklarasi perang terhadap Jepang pada hari berikutnya selepas serangan. Kemungkinan yang paling penting, serangan Peearl Haarbor bertindak sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain. Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan memenagkan peperangan dengan Jepang, dan kemungkinan mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak sekutu.
Pada tanggal 8 Desember 1941 Kongres Amerika serikat
menyatakan perang atas Jepang. Pemerintah Amerika serikat meneruskan pengerahan
tentara dan mulai beralih kepada ekonomi perang. Permasalahan tekhnis adalah
kenapa Jerman Nazi menyatakan perang atas AS pada 11 Desember 1941 sejurus
selepas serangan Jepang. Hitler tidak perlu melakukannya di bawah syarat blok
poros, tetapi tetap melakukannya. Ini pasti menggandakan kemarahan penduduk
Amerika dan membenarkan Amerika untuk memberikan bantuannya kepada Britania
Raya. Meskipun berhasil menenggelamkan kapal induk Amerika, tidak membantu
Jepang dalam jangka panjang. Karena serangan tersebut membuat Amerika terlibat
penuh dalam perang dunia Ke II, mendorong kekalahan blok poros sedunia.saat
mendengar bahwa serangan Jepang atas Pearl Harbour akhirnya telah melibatkan
pihak Amerika dalam perang dunia ke II.
·
Dampak Terlibatnya Amerika Serikat
Ke Dalam Perang II
1. BIDANG POLITIK
Kemenangan pihak sekutu (Inggris, Perancis, Amerika Serikat,
dan Uni Soviet) dalam mengakhiri Perang Dunia II tidak terlepas dari peran
Amerika Serikat dalam memberikan bantuan (perlengkapan, tentara,dan
persenjataan) yang mampu mempercepat berakhirnya perang dengan kemenangan di
tangan Sekutu. Perang Dunia II telah menghancurkan hegemoni negara-negara besar
seperti Inggris, Perancis, Spanyol, dan Portugis yang sudah berabad-abad
memegang kendali kekuasaan di berbagai belahan dunia.
Muncul masalah baru yaitu adanya pertentangan kepentingan
dan persaingan perebutan hegemoni antara negara anggota sekutu dalam usaha
untuk menjadi negara yang paling berpengaruh dan berkuasa di dunia hingga
melahirkan dua negara adikuasa (kekuatan raksasa) yaitu Amerika Serikat (kuat
secara material) dan Uni Soviet (kuat secara psikologis) yang mengambil alih
hegemoni tersebut. Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berlomba menanamkan
penagruhnya pada negra lain dengan berbagai cara sehinga dampaknya negara-negara
di dunia terbagi menjadi 2 dimana negara-negara Eropa Timur, Jerman Timur dan
beberapa negara Asia seperti Cina, Korea Utara, Kamboja, Laos dan Vietnam
berada dibawah pengaruh Uni Soviet yang selanjutnya dikenal dengan Blok Timur.
Sementara negara-negara Eropa Barat dan banyak negara di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin berada dibawah kekuasaan Amerika Serikat yang selanjutnya dikenal
dengan Blok Barat.
Kedua negara adikuasa tersebut memiliki ideologi yang
berlawanan dimana Amerika Serikat dengan ideologi Liberalis-Kapitalis (paham
yang mengutamakan kemerdekaan individu sebagai pangkal dari kebaikan hidup)
sementara Uni Soviet dengan ideologi Sosialis-Komunis(paham yang menghendaki
suatu masyarakat disusun secara kolektif agar menjadi masyarakat yang bahagia).
Sistem politik dan ekonomi internasional mengalami polarisasi yaitu liberalisme
versus sosialisme-komunisme .
Munculnya politik memecah belah dimana terjadi perpecahan dari berbagai negara sebagai dampak dari persaingan pengaruh dua negara adikuasa tersebut, seperti negara Jerman, Korea, dan Vietnam(Indo Cina) berdasarkan ideologi liberal dan sosialis-komunis.
Munculnya politik memecah belah dimana terjadi perpecahan dari berbagai negara sebagai dampak dari persaingan pengaruh dua negara adikuasa tersebut, seperti negara Jerman, Korea, dan Vietnam(Indo Cina) berdasarkan ideologi liberal dan sosialis-komunis.
Dibentuklah pakta pertahanan untuk saling mengimbangi
kekuatan lawan dimana Amerika Serikat membentuk NATO (North Atlantic Treaty
Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara sementara Uni Soviet
membentuk Pakta Warsawa(1955) dengan anggota Uni Soviet, Albania, Bulgaria,
Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania. Berdirinya pakta
pertahanan memunculkan rasa saling curiga dan perlombaan persenjatan antara
kedua belah pihak sehingga menimbulkan Perang Dingin. Munculnya negara-negara
baru dan merdeka di Asia-Afrika yang merupakan bekas jajahan bangsa barat
seperti Indonesia, India, Pakistan, Srilanka, dan Filipina. (dampak positif)
2. BIDANG EKONOMI
Perekonomian dunia terbagi atas sistem ekonomi liberal,
sistem ekonomi terpusat pada negara, dan sistem ekonomi campuran. Dimana sistem
ekonomi liberal berlaku di negara-negara kapitalis. Sistem ekonomi terpusat
pada negara berlaku di negara-negara komunis. Dan sistem ekonomi campuran
berlaku di negara-negara yang baru merdeka.
Sistem ekonomi kapitalis diterapkan di Eropa Barat dan
Amerika Serikat mempraktekkan konsep negara sejahtera (welfare state) sehingga
menyediakan dana sosial yang besar untuk mensubsidi kesehatan, pendidikan,
pensiunan, dan dana sosial lainnya bagi masyarakat. Amerika Serikat
memanfaatkan keadaan dimana banyak negara yang membutuhkan bantuan ekonomi
untuk memperbaiki negaranya (dengan menanamkan pengaruhnya) jika tidak maka
negara-negara tersebut akan masuk dalam pengaruh kekuasaan ideologi komunis Uni
Soviet. Maka Amerika tampil sebagai negara kreditor bagi negara-negara di luar
pengaruh Uni Soviet. Dengan bantuan tersebut selanjutnya mampu membuat kedudukan
Amerika menjadi kuat sebab ia berhasil menciptakan ketergantungan negara
peminjam pada Amerika. Amerika Serikat akhirnya mengeluarkan beberapa program
untuk membangun kembali perekonomian dunia, seperti:
a. Marshall Plan merupakan program untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat. Program ini disetujui dalam konfrensi Paris 1947 dan pemberian bantuan ini diakhiri pada tahun 1951. Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan sebagai berikut.
a. Marshall Plan merupakan program untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat. Program ini disetujui dalam konfrensi Paris 1947 dan pemberian bantuan ini diakhiri pada tahun 1951. Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan sebagai berikut.
1)
Amerika Serikat akan memberikan pinjaman jangka panjang kepada negara-negara
Eropa Barat untuk membangun kembali perekonomiannya.
2)
Sebagai imbalan negara peminjam diwajibkan :
~
Berusaha menstabilkan keuangan masing-masing negara dan melaksanakan anggaran
pendapatan yang berimbang.
~
Mengurangi penghalang-penghalang yang menghambat kelancaran perdagangan antara
negara-negara peminjam.
~
Mencegah terjadinya inflasi.
~
Menempatkan perekonomian negara masing-masing negara atas dasar sendi-sendi
perekonomian yang sehat.
~
Memberikan bahan-bahan yang diperlukan Amerika Serikat untuk kepentingan
pertahanan.
~ Meningkatkan persenjataan masing-masing negara untuk kepentingan pertahanan.
~ Meningkatkan persenjataan masing-masing negara untuk kepentingan pertahanan.
3)
Bantuan akan dihentikan apabila di negara peminjam terjadi pergantian kekuasaan
yang mengakibatkan negara tersebut melaksanakan paham komunis.
Dengan Marshall Plan maka tertanamlah dasar-dasar
terbentuknya kerjasama yang erat antara negara-negara Eropa Barat dalam
pembangunan perekonomiannya. Sejak tahun 1951 maka Amerika Serikat lebih
mengutamakan konsolidasi pertahanan terhadap kemungkinan meluasnya paham
komunis.
b.
Doctrine Truman merupakan kebijakan untuk membantu secara khusus negara Yunani
dan Turki dengan maksud membendung kedua negara tersebut dari pengaruh komunis
dan Uni Soviet serta memerangi pemberontakan yang dilancarkan
gerilyawan-gerilyawan komunis dalam negeri.
c.
Point Four Program merupakan program bantuan dalam bentuk perlengkapan ekonomi
kepada negara-negara berkembang. Serta bantuan militer yang diberikan pada
negara-negara berkembang khususnya Asia.
d.
Colombo Plan merupakan program kerjasama bagi pembangunan ekonomi di Asia
Selatan dan Asia Tenggara. Program yang dicetuskan di Colombo 1951 dengan
peserta pertama negara-negara persemakmuran Inggris yang selanjutnya diikuti Amerika
Serikat, Jepang, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Pada tahun 1957 terbentuklah kerjasama dalam bidang
perdagangan antara 7 negara Eropa Barat (Perancis, Italia, Jerman Barat,
Belgia, Belanda, Luksemburg, dan Denmark) dengan nama Pasar Bersama Eropa (PBE)
Inggris memprakarsai berdirinya daerah perdagangan bebas Eropa yang meliputi 5
negara (Inggris, Norwegia, Swedia, Swiss, dan Austria).
Negara-negara di Eropa Timur yang tidak mendapatkan bantuan
Marshall Plan karena berhaluan komunis sehingga dampaknya pembangunan ekonomi
di Eropa Timur tidak secepat pembangunan ekonomi di Eropa Barat sebab seluruh
aktivitas perekonomian diatur dan dikuasai oleh negara (berpusat pada
pemerintah). Seluruh industri dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah, pertanian
diatur menurut pola pertanian pemerintah dimana hanya sebagian kecil tanah
pertanian yang boleh dimiliki secara pribadi.
Negara-negara Eropa Timur membangun perekonomian dengan pola
Uni Soviet dan prinsip ekonomi komunisme, yaitu melaksanakan pembangunan
perekonomian jangka pendek yang dilanjutkan dengan program jangka panjang.
Perkembangan ekonomi negara yang berada di luar Eropa juga mengalami kemerosotan sebab sistem perekonomian mereka sebelum Perang Dunia II terjadi lebih banyak tergantung pada negara-negara Eropa yang memiliki jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika. Setelah Perang Dunia II hubungan antara negara-negara Eropa dengan negara jajahan menjadi terputus.
Perkembangan ekonomi negara yang berada di luar Eropa juga mengalami kemerosotan sebab sistem perekonomian mereka sebelum Perang Dunia II terjadi lebih banyak tergantung pada negara-negara Eropa yang memiliki jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika. Setelah Perang Dunia II hubungan antara negara-negara Eropa dengan negara jajahan menjadi terputus.
Negara-negara jajahan melepaskan diri dan menjadi negara
merdeka serta berusaha membangun perekonomiannya sendiri atau dengan bantuan
negara lain sehingga tidak dapat membangun perekonomiannya dengan cepat.
Negara-negara di luar Eropa terjerat utang untuk membangun perekonomian sehingga perkembangan perekonomiannya tidak secepat negara-negara Eropa Barat.
Jerman dan Jepang tumbuh kembali sebagai negara industri, setelah memperoleh bantuan modal dari Amerika Serikat.
Negara-negara di luar Eropa terjerat utang untuk membangun perekonomian sehingga perkembangan perekonomiannya tidak secepat negara-negara Eropa Barat.
Jerman dan Jepang tumbuh kembali sebagai negara industri, setelah memperoleh bantuan modal dari Amerika Serikat.
Di bentuklah 2 badan ekonomi dunia sebagai perwujudan
perkembangan sistem ekonomi kapitalis yaitu IMF (International Monetary Fund)
dan Bank Dunia (World Bank). Tugas kedua badan tersebut adalah memberi dan
menyalurkan bantuan keuangan kepada negara agar dapat melakukan rekonstruksi
dan pembangunan ekonomi negaranya.
3. BIDANG SOSIAL
Semakin kuatnya kedudukan golongan cerdik pandai (para
ilmuwan)
Munculnya gerakan sosial untuk membantu memulihkan kesejahteraan rakyat yang porak-poranda akibat perang dengan mendirikan lembaga internasional untuk memelihara perdamaian dunia. Hal ini terwujud dengan berdirinya Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations).
Munculnya gerakan sosial untuk membantu memulihkan kesejahteraan rakyat yang porak-poranda akibat perang dengan mendirikan lembaga internasional untuk memelihara perdamaian dunia. Hal ini terwujud dengan berdirinya Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations).
Amerika Serikat membentuk badan guna menghindari jatuhnya
korban lebih banyak dengan nama United Nations Relief Rehabilitation
Administration (UNRRA). Tugas pokok badan ini adalah meringankan penderitaan
dan memulihkan daya produksi rakyat yang tinggal di daerah bekas pendudukan
Jerman. Bantuan yang diberikan berupa makanan, pakaian, bibit tanaman, hewan
ternak, alat-alat perindustrian, dan rumah sakit. UNRRA (satu bagian dari PBB)
dibubarkan sebab tugas untuk memberikan bantuan pembangunan kembali negara
Eropa telah dilaksanakan oleh European Reconstructions Plan atau yang dikenal
dengan Marshall Plan.
DAFTAR PUSTAKA
Top 5 Baccarat Games in Las Vegas - FEBCasino
BalasHapusPlay the most popular Baccarat games 바카라 at FEBCasino. 메리트 카지노 Our mobile site is available for both iOS and หาเงินออนไลน์ Android.